Are You a Peranakan?
Peranakan merupakan proses bertemunya dua atau lebih kebudayaan dalam ruang kultural tanpa meninggalkan karakter budaya asli/setempat. Persilangan atau pertemuan budaya dalam kajian humaniora, seni budaya, antropologi, dan sastra kadang dikaitkan dengan konsep hibriditas. Lahirnya kesadaran kritis dalam merespon wacana pascakolonial, khususnya bagi bangsa-bangsa terjajah termasuk Indonesia, memantik kreativitas beberapa seniman dalam merespon fenomena hibriditas yang berujung pada permasalahan identitas. “Are You a Peranakan?” merupakan tema yang dipilih pada pameran tunggal Bibiana Lee. Tema ini sarat akan sikap reflektif kritis, baik dalam konteks mempertanyakan identitas peranakan dan memaknai nilai-nilai budaya lokal dalam konteks kekinian.
Sebagai perupa yang mengedepankan aspek inovasi dan visioner dalam berkarya, Bibiana selalu menghadirkan kebaruan dalam gagasan visual, khususnya dalam pemilihan ide/gagasan, material, media, dan teknik.
Sebagai perupa peranakan Tionghoa, Bibiana memiliki ketertarikan dalam memilih motif Batik Tiga Negeri sebagai sumber inspirasi. Batik Tiga Negeri merupakan warisan budaya bangsa Indonesia, karena selain memiliki kualitas estetis maha agung, juga sarat akan nilai-nilai simbolis dan filosofis. Misalnya melalui pemilihan motif Batik Tiga Negeri dan motif klasik, antara lain motif parang, gunung ringgit, gringsing, kawung, bunga seruni, isen batu pecah, beras tumpah, dan motif hewan seperti burung phoenix serta qilin. Batik Tiga Negeri merupakan simbol hibriditas dari beberapa budaya yaitu Tionghoa, Belanda, dan Jawa dan mewakili spirit kebhinekaan melalui persilangan budaya.
Di tengah derasnya teknologi khususnya digital art, lahir bentuk kesenian baru yang beririsan dengan sentuhan teknologi sehingga memiliki karakter dan kekuatan senafas dengan spirit zamannya.